Wempi Wungau (60 tahun) adalah sosok yang sangat diperhitungkan di dunia binaraga di era tahun 90an, berbagai prestasi mentereng didapatkannya mulai dari juara di kelas amatir, tingkat nasional sampai di kelas internasional. Ketertarikannya di dunia binaraga dimulai Ketika Wempi masih duduk di bangku SMP, beliau melihat sosok kakak kandungnya yang memiliki tubuh yang proporsional lalu tertarik untuk ikut berlatih dan menekuninya dengan lebih serius hingga pada suatu saat beliau mendapat kesempatan bergabung dengan Klub Tunas Jaya.
Mengikuti pertandingan antar Klub (sebutan fitness center pada masanya) Wempi berhasil mendulang prestasi hingga akhirnya mampu menembus level nasional, tidak berhenti sampai disitu, tahun 1986 Wempi mencoba peruntungannya untuk mencicipi kompetisi di level internasional, keikutsertaanya di kejuaraan Asia di Malaysia memberinya banyak pelajaran bahwa ternyata ilmu yang dimilikinya saat itu masih sangat terbatas. Pulang ke tanah air dengan tangan kosong tidak menyurutkan semangatnya, Wempi kembali berlatih lebih keras hingga akhirnya beliau kembali mengkikuti kejuaraan tersebut dan mampu meraih medali perak mengikuti jejak seniornya Levy Rumbewas.
Prestasi demi prestasi terus didapatkannya, menjuarai PON, Seagames hingga juara Asia Bodybuilder pada tahun 1992 yang diselenggarakan di Candi Prambanan, Yogjakarta di kelas di kelas 85+ sekaligus menjadi juara di overall class. Raihan tertingginya adalah saat meraih medali perak di ajang Asian games, Busan Korea pada tahun 2002, “Wempi Wungau, penyelamat dari cabang binaraga” menjadi tajuk di salah satu media ternama Indonesia disaat cabang olahraga lain sedang seret prestasi.
Prestasinya yang gemilang di dunia binaraga tidak berbanding lurus dengan kondisi hidupnya hari ini, setelah banyak berganti profesi mulai dari agent elite disebuah perusahaan asuransi, koordinator keamanan, Wempi juga pernah berprofesi sebagai seorang bodyguard hingga akhirnya beliau banting setir menjadi seorang ojek online untuk dapat menafkahi istri dan ketiga anaknya di kampung.
Kondisinya yang menjadi seorang driver ojek online yang lebih banyak dihabiskan di jalan hingga pulang larut malam membuatnya harus mengesampingkan keinginannya untuk dapat berlatih kembali, namun demikian beliau tetap menyimpan asa sekiranya ada kesempatan ia ingin kembali untuk berlatih dan kembali berkompetisi meski di usianya yang sudah tidak muda lagi.