Lebih dalam Lagi Tentang Bulking Vs Cutting 1

Bulking dan cutting termasuk dua fase utama dalam program pembentukan otot. Keduanya bisa dilakukan terpisah ataupun bersamaan, tergantung kondisi tubuh dan kemampuan masing-masing orang. Dalam tulisan bulking vs cutting ini akan dibahas mengenai cara bulking dan cara cutting yang benar.

Bulking dan cutting sangatlah berbeda. Namun banyak orang yang salah memahaminya dengan menganggapnya sama. Pada bulking maupun cutting, sama-sama terjadi penambahan berat badan. Tapi, penambahan berta badan pada bulking umumnya disertai penambahan lemak dalam tubuh. Pada cutting, lemak tubuh justru dipangkas habis sehingga yang membuat berat badan bertambah adalah massa otot.
Prinsip Bulking
Bulking bisa diakatakan fase menambah berat badan. Ini ditujukan bagi mereka yang memiliki berat badan di bawah batas ideal, atau mereka yang ingin naik kelas dalam body contest. Pada bulking inilah seirngkali terjadi kesalahan yang dilakukan, terutama oleh para pemula yang baru memulai latihannya. Demi mendapatkan penambahan berat badan yang cepat, maka jurus segala dimakan pun dilakukan. Berat badan jadi bertambah secara drastis dalam waktu singkat. Ini termasuk kesalahan besar.
Meskipun harus menambah berat badan, tidak berarti menambah secara berlebihan. Poin yang lebih pentingnya adalah memperhatikan kualitas makanan agar kesehatan tetap terjaga di dalam tubuh. Makan sembarangan dalam porsi banyak justru akan mengundang penyakit. Tubuh yang sakit tentunya tidak bisa menjalankan latihan secara maksimal.
Yang harus diwaspadai adalah bahwa fase bulking selanjutnya akan diikuti fase cutting. Kesalahan yang terjadi saat bulking akan menghambat atau mempersulit fase cutting. Karena itu, lakukanlah bulking dengan benar untuk mempermudah fase cutting.

Video Full Putu sembah Lagi Program Latihan membentuk otot Bahu di gold’s gym serpong 

https://www.youtube.com/watch?v=fpyJgxzreX4

Cara Bulking yang Benar
Pada bulking yang benar, penambahan berat badan dilakukan dengan memperhatikan kualitas makanan yang dimakan. Kualitas di sini adalah kandungan nutrisi dalam makanan tersebut. Secara umum, ada tiga unsur nutrisi makro yang diperlukan tubuh saat menjalani bulking, yaitu karbohirat, protein, dan lemak. Nutrisi makro adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar.
Selama bulking, komposisi karbihidrat dan protein harus seimbang, dan lemak harus lebih kecil. Misalnya, 40% karbohidrat : 40% protein : 20% lemak. Komposisi ini bisa saja berbeda bagi setiap orang, tergantung kondisi tubuh dan target yang ingin dicapainya. Untuk mengetahui komposisi yang tepat, sebaiknya lakukan konsultasi dengan instruktur fitnes atau ahli gizi. Karbohidrat yang dikonsumsi sebaiknya karbohidrat kompleks, seperti roti gandum, oatmeal, serealia, dan beras merah. Sedangkan lemaknya pilihlah lemak baik yang bersumber dari makanan sehat seperti alpukat, kacang almond, dan minyak ikan. Protein bisa diperoleh dari daging ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, serta ikan laut.
Selama bulking, perlu diketahui berapa target yang harus dicapai dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai target tersebut. Penetapan target berguna untuk memotivasi diri dan upaya yang dilakukan pun jadi terukur dan terarah.
Penambahan berat badan saat bulking biasanya dibarengi penambahan kadar lemak dalam tubuh. Pada sebagian orang, terutama yang berpengalaman di bidang fitnes, bulking bisa dilakukan tanpa ada penambahan lemak. Hal ini sangat mungkin dilakukan dengan disiplin diet dan latihan yang ketat. Kenaikan berat badan mungkin relatif rendah, karena yang bertambah berat adalah massa otot, bukan lemak.
Jika penambahan lemak terlanjur terjadi di dalam tubuh, maka dilakukanlah cutting. Cutting merupakan fase mengurangi lemak sebanyak-banyaknya tanpa mengurangi massa otot.
Informasi lebih lengkap mengenai cutting bisa dilihat di artikel bulking vs cutting yang berikutnya.