Scroll to Top

Bagaimana diet ketogenik dapat menurunkan berat badan?

By binaraga / Published on Senin, 16 Okt 2017 01:35 AM / No Comments / 13 views

Di era saat ini, diet menjadi salah satu tren tersendiri bagi kalangan remaja hingga dewasa, khususnya bagi orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dengan cepat demi menunjang penampilan. Terlebih dalam sepuluh tahun terakhir, obesitas telah menjadi masalah global. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, pada tahun 2014 terdapat lebih dari 1,9 milyar orang dewasa diatas 18 tahun mengalami kelebihan berat tubuh dan lebih dari 600 juta orang mengalami obesitas (WHO, 2015).  Banyak diet yang telah populer, dari yang biasa saja sampai diet yang extreme, seperti diet mayo, diet Atkins, dll. Salah satu diet yang sedang booming belakangan ini adalah diet ketogenik.

Bagaimana diet ketogenik dapat menurunkan berat badan.
Bagaimana diet ketogenik dapat menurunkan berat badan.

Apa itu diet ketogenik?

Diet ketogenik adalah sebuah rancangan diet dengan menggunakan prinsip rendah karbohidrat, rendah protein dan tinggi lemak, dimana sumber energi yang digunakan berasal dari lemak baik hewani maupun nabati. Diet ketogenik ditandai dengan pengurangan karbohidrat (biasanya sampai kurang dari 50 gr / hari) dan peningkatan proporsi protein dan lemak.

Bagaimana diet ketogenik dapat menurunkan berat badan?

Diet ketogenik awalnya diperkenalkan pada 1920. Pada diet ini, rasio lemak terhadap karbohidrat adalah 5:1. Beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan berat badan penderita obesitas yang signifikan ketika menjalani diet ini. Jadi begini, normalnya tubuh menghasilkan energi melalui cadangan karbohidrat, namun bila terjadi kelangkaan karbohidrat, maka lemak akan dipecah menjadi asam lemak untuk digunakan sebagai energi. Akibat dari perubahan bahan bakar tubuh dari karbohidrat menjadi lemak terjadi yang disebut Ketosis. Proses ketosis ini terjadi di hati dan menghasilkan akumulasi badan keton di dalam tubuh. Badan keton beredar meningkat selama beberapa jam setelah aktivitas otot berhenti. Ketosis memiliki pengaruh yang signifikan dalam menekan rasa lapar. Die ketogenik mempertahankan tubuh dalam keadaan ketosis yang akan terus memecah lemak sebagai energi. Penelitian yang dilakukan Yancyet al., (2004) membuktikan selama 24 minggu, program diet rendah karbohidrat menyebabkan penurunan berat badan yang lebih besar, penurunan tingkat trigliserida serum, dan peningkatan kadar kolesterol HDL dibandingkan dengan diet rendah lemak.

Sumber lemak apa saja yang dapat dikonsumsi?

Untuk mempertahankan tubuh dalam keadaan ketosis maka dibutuhkan asupan lemak yang jauh lebih besar dibandingkan asupan karbohidrat atau protein. Asupan lemak yang dapat dikonsumsi tentunya lemak sehat dan cenderung merupakan lemak tak jenuh seperti buah alpukat, kacang-kacangan, susu kedelai, minyak zaitu, minyak ikan, minyak jagung, minyak wijen, selai kacang, ikan. Namun demikian sumber lemak jenuh masih boleh dikonsumsi dengan pemilihan yang tepat seperti daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu sapi rendah lemak, keju, dll.

Apakah diet ini aman?

Walaupun beberapa penelitian menyebutkan diet ketogenik ini mampu menurunkan berat badan secara signifikan, namun bila dilakukan dalam jangka waktu panjang dan terus menerus tidak dianjurkan. Bagaimana pun tubuh manusia tetap membutuhkan asupan zat gizi secara seimbang. Ketidakseimbangan asupan zat gizi dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan seperti metabolisme tubuh terganggu dan gangguan beberapa fungsi hormon. Sebuah diet dapat dikatakan baik apabila seseorang dapat dengan bijak melakukannya dan dapat menjadi buruk apabila dilakukan dengan tidak tepat.

 

Writer : Esti Prihastuti, S.Gz

Reference :

Dashti, Hussein M., Mathew, Thazhumpal C., Hussein, Talib., Asfar, Sami, K. (2004). Long-Term Effect of a Ketogenic Diet in Obese Patients. Journal of Clinical Cardiology.

Foster, Gary D., Wyatt, Holly, R., Hill, James, O., McGuckin, Brian, G. (2003). A Randomized Trial of a Low-Carbohydrate Diet for Obesity. The New England Journal of Medicine.

Samaha, Frederick F., Iqbal, Nayyar., Seshadri, Prakash., Chicano, Kathryn, L., Daily, Denise A. (2003). A Low-Carbohydrate as Compared With a Low-Fat Diet in Severe Obesity. The New England Journal of Medicine.

Yancy, William, S., Olsen, Maren, K., Guyton, John, R., Bakst, Ronna, P., Westman, Eric, C. (2004). A Low-Carbogydrate, Ketogenic Diet Versus a Low-Fat Diet To Treat Obesity and Hyperlipidemia: A Randomized, Controlled Trial. Annals of Internal Medicine Journal.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Call Now Button